Ilustrasi Tidak Ada Perang dan Kerusuhan, Foto Unsplash Duncan KiddDi kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar berita mengenai perang dan kerusuhan. Perang dan kerusuhan adalah contoh dari konflik yang bisa terjadi di kehidupan sosial masyarakat. Biasanya, perang dan kerusuhan timbul karena perbedaan pendapat antara kedua belah pihak. Perbedaan pendapat ini tak bisa diselesaikan secara damai sehingga meletuslah perang dan kerusuhan ini. Perang dan kerusuhan sering membawa kerugian baik secara fisik, materil, bahkan mental. Oleh sebab itu, sebisa mungkin kita menghindari perang dan kerusuhan. Lalu, apa sebutan bagi kondisi ketika tidak ada perang dan kerusuhan? Simak jawabannya di bawah ini sekaligus untuk membantumu menjawab pertanyaan Ada Perang dan KerusuhanTTS biasa dikenal sebagai permainan teka-teki silang yang mana kita harus mengisi kotak-kotak menurun atau mendatar dengan jawaban dari pertanyaan yang sudah disediakan. Permainan ini sudah ada sejak 109 tahun yang lalu, yakni tepatnya 21 Desember 1913. Pada saat itu, ada seorang jurnalis berkebangsaan Inggris yang membuat permainan TTS untuk pertama kali di koran New York World edisi hari Minggu. Jurnalis tersebut bernama Arthur Wynne. Ternyata, para pembaca menyukai permainan tersebut sehingga Wynne pun membuatnya kembali di edisi memiliki beragam manfaat seperti dapat mengatasi kebosanan dan menghibur diri. Selain itu, TTS juga memiliki manfaat lain seperti yang ditulis dalam buku TTS Pilihan Kompas oleh Hero Triatmono 201137, bahwa TTS dapat menambah ilmu Tidak Ada Perang dan Kerusuhan, Foto Unsplash Hasan AlmasiNamun sayang, tidak selamanya menjawab TTS itu mudah. Terkadang, ada pertanyaan yang menjebak sehingga para pemainnya pun kesulitan untuk menjawabnya. Oleh sebab itu, kali ini akan dibahas jawaban TTS tidak ada perang dan kerusuhan untuk membantumu dalam mengisi TTS. Jawabannya adalahYa, bila tidak ada perang dan kerusuhan yang dapat mengancam hidup kita, pastilah kehidupan kita menjadi aman. Kehidupan yang aman pun akan membawa kenyamanan serta kebahagiaan bagi siapapun yang menjalaninya. Oleh sebab itu, mari kita jaga selalu keamanan di dunia kunci jawaban TTS tidak ada perang dan kerusuhan. Semoga dapat bermanfaat dan membantumu. LOV
Beijing(ANTARA News) - Kerusuhan di Xinjiang yang berawal 5 Juli 2009 yang telah memakan korban tewas paling tidak 184 orang dan ratusan lainnya luka-luka telah berkembang menjadi isu perang terhadap Islam.
Beberapa minggu terakhir kita telah melihat protes terjadi di Amerika Serikat AS atas kematian orang kulit hitam George Floyd karena dianiaya oleh seorang polisi berkulit putih. Walau ribuan orang telah berkumpul untuk mengekspresikan kemarahan mereka secara damai, beberapa demonstran telah menoda upaya ini dengan vandalisme dan bentrokan dengan polisi. Read more Polisi yang menyerang petugas medis saat kerusuhan harus dihukum karena langgar HAM dan ancam nyawa banyak orang Penelitian telah menunjukkan bahwa orang umumnya melihat protes yang konfrontatif sebagai tindakan yang tidak berdasar dan tidak efektif. Lalu mengapa beberapa protes berubah menjadi kekerasan? Dan apa yang mendorong orang turun ke jalan? Mengapa sebagian protes berubah menjadi kekerasan? Penelitian menunjukan orang-orang yang siap menggunakan kekerasan dalam konfrontasi kemungkinan berbeda secara psikologis dari mereka yang tidak. Orang-orang yang siap menggunakan kekerasan lebih cenderung untuk mengungkapkan perasaan marah pada orang-orang yang berbeda pandangan politik dengan mereka, yang mereka anggap bertanggung jawab atas suatu kegagalan. Orang-orang yang menggunakan kekerasan selama unjuk rasa lebih cenderung merasa marah terhadap otoritas yang mereka anggap bertanggung jawab. TNS/AAP Di AS, beberapa pengamat mengatakan bahwa kekerasan di jalan-jalan berakar dari rasa putus asa yang dalam dan rasa ketidakberdayaan karena perubahan tidak kunjung terjadi. Penelitian psikologis menawarkan beberapa bukti untuk analisis ini. Saat orang-orang tidak yakin bahwa aspirasi mereka kepada pihak berwenang akan didengar, mereka mungkin lebih cenderung menggunakan metode protes yang keras. Dalam keadaan ini, orang menjadi “nekad”. Tindakan represif dapat menyebabkan kekerasan Namun, ada elemen kunci lain. Perasaan marah dan tidak berdaya tidak muncul begitu saja; perasaan ini muncul dari interaksi nyata orang-orang dan kelompok. Kita tahu dari penelitian selama puluhan tahun tentang cara-cara polisi dan kerumunan bahwa kekerasan dan perlakuan kasar dari polisi adalah penyebab utama adanya kekerasan dalam protes. Pengalaman semacam itu membuat orang mengubah pemahaman mereka terhadap tujuan berunjuk rasa. Read more 'Demonstran tidak tahu isu' apa yang sebenarnya mendorong individu berpartisipasi dalam unjuk rasa? Selama sepekan terakhir, orang-orang AS yang awalnya menggunakan hak konstitusional mereka untuk melakukan protes secara damai telah menyadari bahwa mereka sekarang menjadi musuh negara dan pembangkang di negara sendiri. Dalam situasi ini, tindakan berunjuk rasa tiba-tiba memiliki makna yang jauh lebih luas. Para pengunjuk rasa dapat mengubah taktik mereka Orang akan merasa marah bila keselamatan dan keyakinan mereka diabaikan. Tindakan represif dari polisi dapat menjadi penyebab terjadinya kekerasan. TNS/AAP Jadi, meski orang cenderung berpikir bahwa unjuk rasa protes itu tidak berguna, penelitian kami di pada pengunjuk rasa di Australia pada 2012 menunjukan bahwa pendapat terhadap kegunaan berunjuk rasa bisa berubah ketika orang-orang melihat adanya figur otoritas yang korup dan tidak bermoral yang terlibat. Dengan kata lain, pengunjuk rasa biasa mungkin akan melihat tindak kekerasan lebih dapat diterima jika negara menanggapi dengan cara-cara yang tampaknya tidak adil dan tidak proporsional. Mengapa orang memutuskan untuk protes? Siapa yang bisa membayangkan bahwa kita akan menyaksikan gerakan solidaritas global berskala besar di tengah pandemi yang mematikan? Peristiwa-peristiwa tertentu berfungsi sebagai titik kritis dalam gerakan sosial. Aktivis AS Rosa Parks, yang terkenal karena menolak untuk memberikan tempat duduk kepada seorang kulit putih di sebuah bus pada 1955, menginspirasi perlawanan massa terhadap kebijakan rasis saat itu. Orang-orang protes karena mereka yakin bisa membuat perbedaan dengan bertindak bersama . Alive Coverage/AAP Di Tunisia, penjual buah Mohamed Bouazizi membakar dirinya sebagai reaksi atas korupsi dan pelecehan polisi pada Desember 2010; tindakannya disiarkan ke seluruh dunia, menjadi pemicu protes massal yang menyebabkan Arab Spring. Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang memutuskan berunjuk rasa karena mereka merasa marah atas ketidakadilan yang dilakukan terhadap kelompok yang penting bagi mereka dan karena yakin bahwa mereka dapat membuat perbedaan dengan bertindak secara kolektif. Lebih penting lagi, pada abad ke-21 ini, peristiwa tertentu dan reaksi kita terhadap peristiwa itu dapat disiarkan secara daring dan dibagikan pada jutaan orang di seluruh dunia dalam hitungan jam. Interaksi online dapat menghasilkan kemarahan dan tujuan bersama Interaksi online ini lebih dari sekadar omongan kosong. Penelitian menunjukkan interaksi online tentang ketidakadilan dapat menjadi sarana membangun dan mempertahankan niat untuk berunjuk rasa. Seiring orang-orang berinteraksi secara online, mereka menghasilkan rasa kemarahan bersama, serta keyakinan bahwa jika “kita” bertindak bersama, kita bisa membuat perubahan. Penelitian telah secara khusus menunjukkan bahwa orang yang berinteraksi secara online tentang pembunuhan polisi terhadap orang kulit hitam lebih mungkin untuk ikut unjuk rasa, terutama jika mereka tinggal di daerah dengan tingkat pembunuhan polisi terhadap orang kulit hitam tinggi. Pihak berwenang harus memperhatikan reaksi keras dari polisi dapat memancing respons yang lebih keras dari para pengunjuk rasa yang damai. Read more Membandingkan gerakan Black Lives Matter di Amerika dan Papuan Lives Matter di Indonesia apa yang sama, apa yang beda? Artikel ini diterjemahkan oleh Agradhira Nandi Wardhana dari bahasa Inggris.
Protesdi Kiev (kemudian disebut "Euromaidan" atau "Maidan") protes dimulai pada akhir 2013 dan berubah menjadi kerusuhan pada awal 2014. Viktor Yanukovich, saat itu Presiden Ukraina, menolak menandatangani perjanjian asosiasi ekonomi dengan UE dan sangat ditentang oleh faksi pro-Barat.. Ketika situasi di Kiev tidak terkendali, Yanukovych terpaksa meninggalkan Ukraina dan pergi ke Rusia.
- Kerusuhan Lampung 2012 adalah serangkaian kerusuhan yang terjadi di Lampung Selatan tanggal 27 Oktober hingga 29 Oktober 2012. Kerusuhan ini bermula dari program transmigrasi yang diadakan pemerintah, ketika warga asal Bali masuk ke Lampung dan ditempatkan di Lampung Selatan. Di Lampung Selatan, mereka kemudian mendirikan perkampungan Balinuraga, Baliagung, dan kemudian mencuat setelah dua gadis dari penduduk Desa Agom, Lampung Selatan, terjatuh dari motor yang kemudian dibantu oleh warga Desa Balinuraga. Ketika membantu, terjadi kesalahpahaman di antara keduanya. Warga Desa Balinuraga dianggap membantu korban sembari melakukan pelecehan. Akibatnya, terjadi bentrokan antara warga Desa Agom dengan Desa Balinuraga. Kejadian ini merusak ratusan rumah dan puluhan kendaraan bermotor. Baca juga Pertempuran Medan Area Latar Belakang, Konflik, dan Dampak Latar Belakang Kronologi terjadinya konflik tanggal 27 Oktober hingga 29 Oktober 2012 disebabkan kesalahpahaman. Saat itu, terdapat sekitar 10 pemuda dari Desa Balinuraga sedang bersepeda melintas di jalan menuju ke sebuah desa. Dari arah berlawanan, tanpa sengaja rombongan ini menyerempet pengendara motor yang sedang dinaiki oleh dua orang gadis. Kedua gadis ini adalah warga Desa Agom. Setelah kecelakaan terjadi, para pemuda berniat untuk menolong kedua gadis tersebut.